Aquascape, seni menata tanaman air, batu, dan kayu secara estetis dalam akuarium, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Dari awal mula sebagai sarana penelitian hingga menjadi fenomena seni modern, perjalanan sejarah aquascape akan dijelaskan melalui informasi di bawah ini. Simak terus!
Istilah aquarium dan aquascape
Penting untuk memahami bahwa aquascape sebenarnya adalah seni membentuk ekosistem air tawar dengan memadukan seni dekorasi menggunakan unsur-unsur seperti pasir, batu, kayu, tanaman hias, dan hewan air tawar. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem air tawar yang mencerminkan habitat aslinya dalam skala kecil.
Jadi, perbedaan antara istilah akuarium dan aquascape terletak pada ekosistem yang dibentuk di dalam wadah. Meskipun wadahnya memiliki bentuk yang sama, yakni berupa kotak atau kubus transparan yang dapat terbuat dari kaca atau akrilik, serta dapat disesuaikan ukurannya sesuai kebutuhan pemiliknya, perbedaan mendasar terletak pada jenis ekosistem yang dihasilkan.
Pada dasarnya, akuarium dapat dibagi menjadi dua jenis utama. Pertama, akuarium air laut atau yang dikenal sebagai Reefarium, memuat ekosistem air laut, termasuk terumbu karang dan ikan laut hias. Sedangkan, akuarium air tawar atau yang sering disebut sebagai aquascape, menciptakan ekosistem air tawar dengan tanaman air khusus, ikan hias air tawar, dan unsur-unsur lainnya.
Jika disimpulkan secara umum, baik aquascape maupun Reefarium memiliki tujuan yang sama, yaitu membentuk ekosistem di dalam wadah. Perbedaan terletak pada jenis air yang digunakan, apakah air tawar atau air laut.
Sejarah aquascape
Sejarah Aquascape bermula pada awal mula konsep ini diciptakan, awalnya sebagai sarana penelitian. Praktik memelihara ikan dan tanaman air dalam satu wadah menjadi hobi populer sejak zaman dahulu. Zaman Romawi kuno mencatat praktik Aquascape, meskipun pada masa itu belum ditemukan wadah kaca. Orang-orang melibatkan ikan dalam wadah seperti mangkok yang terbuat dari tanah liat atau batu. Pada tahun 1369, seorang kaisar Cina menciptakan ide wadah porselen menyerupai mangkok untuk memelihara ikan hias, menandai langkah awal dalam evolusi wadah aquascape.
Era pertengahan abad ke-19 melibatkan terobosan signifikan dalam dunia akuarium. Dr. Natanael Bagshaw Ward menciptakan kotak kaca untuk memelihara hewan dan tanaman tropis, dikenal sebagai Wardian case. Pada tahun 1838, Ms. Felix Dujardin mempopulerkan reefarium atau akuarium air laut, sementara Anne Thynne berhasil membentuk ekosistem air laut yang seimbang dalam Wardian case. Pada tahun yang sama, Mr. Robert Warington mengembangkan akuarium air tawar atau Aquascape yang lebih besar dengan ekosistem yang stabil.
Pilih jasa perawatan aquascape di sini
Pilih jasa maintenance aquascape di sini
Cari suplier air laut di sini
Pada pertengahan era Victoria, desain akuarium mengalami evolusi dengan menggunakan kaca di semua sisi dan dasar kaca dengan pemanasan dari bawah. Sejarah Aquascape di Jepang dimulai pada tahun 1990 dengan kontribusi Takashi Amano, seorang pecinta ikan hias yang mencoba mengubah akuarium menjadi karya seni. Melalui penataan tanaman dan batu yang terinspirasi dari alam, Amano menciptakan aquascape yang indah dan menarik perhatian dunia.
Pengaruh Amano melebar ke seluruh dunia, membawa keahlian aquascaping kepada banyak orang, termasuk aliran-aliran seperti Dutch style, Natural style, Iwagumi style, dan Wabi-kusa style. Sejak tahun 1993, aquascape mulai dikenal di Indonesia, di mana tokoh seperti Pak Benny turut memperkenalkan teknik ini kepada masyarakat. Dengan perkembangan zaman, teknologi, dan media sosial, Aquascape semakin mudah diterapkan oleh pecinta ikan hias, menjadi bentuk seni yang dapat dinikmati dan diaplikasikan oleh siapa saja.